Ada
2 (dua) metode penting bagi Psikolog dalam kaitannya dengan penelitian ilmiah
di bidang psikologi yaitu :
·
Kemampuan Observasi
·
Kemampuan Wawancara
Kedua hal diatas dikatakan sebagai
“Metode Mendasar” karena :
1. Laboratorium
Psikologi pertama di Leipzig, Jerman yang didirikan oleh Wilhelm Wundt meneliti
tentang perilaku/performa manusia (melalui observasi) --à fungsinya 70% melalui 5
alat penginderaan, namun yang paling baik adalah alat indera visual.
Contoh
performa yang diamati dari manusia seperti berjalan cepat/lambat/lari.
2. Dalam
melakukan observasi harus menghindari terjadinya “Subyektifitas” atas hal yang
diteliti, jadi sifatnya hanya mendengar, melihat dan mencatat.
Agar terhindar dari “Subyektifitas” dan
tetap obyektif yaitu dengan :
·
Menghindari relasi lebih lanjut dari subyek
yang diteliti.
·
Tidak membuat kesimpulan dengan penilaian,
melainkan hanya membuat deskripsi.
·
Harus mengacu pada teori yang sudah ada.
·
Peneliti yang terlibat harus lebih dari 1
orang dan memiliki pengetahuan, memahami teori dan berpengalaman di bidang
penelitian ilmiah.
Klasifikasi Metode Observasi
:
1. Observasi
Tanpa Intervensi
--àdisebut juga “Observasi
Naturalistik” adalah untuk mendeskripsikan perilaku seperti yang terjadi secara
normal dan meneliti hubungan diantara berbagai variabel.
Misalnya
observasi terhadap perilaku dalam ruang obrolan di internet
2. Observasi
Dengan Intervensi
----àadalah observasi yang
dilakukan dengan adanya keterlibatan peneliti dalam proses observasi dengan
tujuan untuk mengetahui efek efek yang timbul dan mungkin juga untuk menguji
teori.
Observasi
Dengan Intervensiterbagi atas metode :
a. Participant
Observation
·
Jika dilakukan secara terang terangan untuk
memahami budaya dan perilaku kelompok individu
·
Jika dilakukan secara sembunyi sembunyi
berarti peneliti yakin bahwa individu akan mengubah perilaku jika sadar dirinya
sedang diamati
·
Memungkinkan peneliti untuk mengobservasi
berbagai perilaku dan situasi yang terbuka bagi observasi ilmiah
·
Kadang kehilangan obyektifitasnya atau
terlalu banyak mempengaruhi individu yang diamati
b. Structured
Observation
·
Dirancang untuk mencatat perilaku yang
mungkin sulit diobservasi dengan menggunakan Observasi Naturalistis.
·
Sering digunakan oleh Psikolog Klinis dan
Perkembangan.
·
Masalah dalam mengintepretasi dapat terjadi
bila prosedur observasi yang sama tidak diikuti di semua observasi atau semua
pengamat, atau bila variabel variabel pentingnya tidak dikontrol
c. Field
Experiment (Eksperimen Lapangan)
·
Peneliti memanipulasi satu variabel
independen atau lebih dalam setting alamiah untuk menetapkan efeknya
pada perilaku
Merekam perilaku :
----àbagaimana hasil sebuah studi
dirangkum, dianalisis, dan dilaporkan bergantung pada observasi perilaku itu
pada awalnya direkam.
Merekam
perilaku terbagi atas :
1. Rekaman
Kualitatif Perilaku
----àNarrative
Records
(rekaman naratif) menyediakan reproduksi yang cukup meyakinkan tentang perilaku
persisi seperti saat perilaku itu terjadi, seperti deskriptif tertulis, rekaman
audio, rekaman video
2. Rekaman
Kuantitatif Perilaku
-----àpeneliti sering mendapatkan
ukuran ukuran kuantitatif seperti frekuensi atau durasi kejadian ketika mereka
berusaha mendeskripsikan perilaku atau kejadian tertentu. Ukuran kuantitatif
perilaku menggunakan salah satu diantara 4 tingkat skala pengukuran :nominal,
ordinal, interval dan rasio
3. Measurement
Scales (Skala Pengukuran)
-----àmempresentasikan berbagai
tingkat yang perilakunya dapat dikuantifikasikan dan skala skala pengukuran
mempengaruhi tata cara menganalisis data nantinya
Analisis Data Observasi :
---àReduksi Data yaitu proses
mengabstraksikan dan merangkum data perilaku yang dihasilkan melalui proses
observasi. Biasanya Reduksi data sering melibatkan proses Coding(pengkodean),
mengidentifikasikan unit unit perilaku atau kejadian kejadian tertentu menurut
kriteria tertentu.
Reliabilitas
Observer (Reliabilitas Pengamat)
:
·
Reliabilitas antar pengamat mengacu pada
seberapa jauh para pengamat independen sepakat dalam observasi mereka
·
Reliabilitas antar pengamat meningkat dengan
memberikan definisi yang jelas tentang perilaku dan kejadian yang akan
dicatat/direkam, dengan melatih pengamat, dan dengan memberikan umpan balik
tentang berbagai diskrepansi (ketidaksesuaian)
·
Reliabilitas antar pengamat yang tinggi
meningkatkan kepercayaan peneliti bahwa observasi tentang perilaku yang
dimaksud akurat (valid)
·
Reliabilitas antar pengamat diakses dengan
cara menghitung presentase kesepakatan atau korelasi, bergantung bagaimana
perilaku yang dimaksud itu dihitung dan dicatat
Isu
Isu Etik ----à
bilamana peneliti mencoba mengontrol reaktivitas dengan mengobservasi individu
individu tanpa sepengetahuan mereka, dan bisa mempresentasikan sebuah invasi
serius terhadap privasi.
Bias Observer terjadi bila
:
·
Bila peneliti menentukan perilaku mana yang
mereka pilih untuk diobservasi dan bila ekspektansi pengamat tentang perilaku
mengakibatkan kesalahan sistematis dalam mengidentifikasi dan mencatat perilaku
·
Efek efek ekspetansi dapat terjadi bila
pengamat mengetahui hipotesis hipotesis untuk hasil studi itu atau hasil hasil
studi sebelumnya
·
Langkah pertama dalam mengontrol bias
pengamat adalah dengan mengakui bahwa hal itu dapat terjadi
·
Bias pengamat dapat dikurangi dengan menjaga
agar para pengamat tetap “buta” tentang tujuan dan hipotesis studi tersebut
Faktor yang paling penting dalam
menanganibias pengamat aalah kesadaran bahwa bias itu memang dapat terjadi,
artinya seorang pengamat yang tahu tentang bias ini akan memiliki kemungkinan
yang lebih besar untuk mengambil langkah langkah yang dibutuhkan untuk
mengurangi efek efeknya.
Dalam penyusunan skripsi, tidak
harus melalui Full Observation melainkan ditambah dengan metode
wawancara agar tidak membutuhkan lebih dari 1 orang peneliti (jadi yang
diperbanyak “Tools” nya saja).
Metode Observasi hanya mengamati
segala hal yang tampak “atas” saja, seperti Knowledge, Skill dan Motivation
----à
dianggap sebagai kelemahan dari Observasi.
Tujuan utama Metode Observasi adalah untuk
mendeskripsikan perilaku.Para ilmuwan berusaha mendeskripsikan perilaku selengkap
dan seakurat mungkin.Peneliti menghadapi berbagai tantangan dalam
mencapai tujuan penelitian karena mustahil mengobservasi semua perilaku
seseorang.Akhirnya ilmuwan menyandarkan diri pada sample perilaku orang
(proses Sampling), yang diputuskan dapat mewakili perilaku yang biasa
dilakukan orang. Tantangan lain adalah saat mendeskripsikan perilaku secara
lengkap karena perilaku sering berubah ubah tergantung konteks dimana perilaku
terjadi (misal perilaku anak di sekolah pasti berbeda dengan perilakunya di
rumah).
Proses Samplingterbagi
atas :
·
Time Sampling
---àmengacu pada peneliti yang
memilih interval waktu untuk melakukan observasi secara sistematis atau secara
acak.
Misalnya mengobservasi anak
anak selama 2 jam perhari.
·
Situation Sampling
----àmelibatkan
kegiatan mempelajari perilaku di lokasi lokasi yang berbeda dan berbagi keadaan
dan kondisi yang berbeda. Sampling jenis ini meningkatkan validitas eksternal
dari temuan yang diperoleh.
Syarat syarat penelitian ilmiah
yaitu :
1. Ada
teori yang mendukung penelitian
2. Ada
obyek yang diteliti
3. Bersifat
empiris
4. Terukur
---àValid
&Reliable
5. Tersusun
sistematis
Validitas Eksternal ----à mengacu pada sejauh mana
hasil hasil sebuah penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi populasi, setting,
dan kondisi kondisi yang berbeda. Dan validitas berhubungan dengan
“truthfulness” (tingkat kepercayaan).
Observasi
terbagi atas :
a. Sistematis
---àharus memenuhi kriteria :
- Ada
teori
- Ada
obyek
- Terukur
- Sistematis
- Valid
& Reliable
- List
of Phenomena (Indicator) dari obyek yang diteliti :
----àmisal kategori “Mengantuk” :
Menguap, mata berair, mata berat, dan
sebagainya.
Harus dicari teori tentang mengantuk
itu sendiri.
b.
Unsistematis
Observasi Sistematis terbagi atas :
·
Natural
Misal --à melakukan pengamatan
terhadap populasi mahasiswa yang mengantuk saat kuliah di kelas.
·
Unatural (melakukan
intervensi dengan melakukan eksperimen)
Misal ---à mahasiswa di kelas
diberikan stimulus yang memudahkan bagi mereka untuk mengantuk, seperti dengan
memberikan Variable and Control berupa kamar dengan penyejuk udara (AC),
mahasiswanya harus sama, ruang belajar nyaman dan sebagainya.
Eksistensi
seorang Peneliti bisa berada dalam observasi
(terlibat) yang disebut sebagai Participant, atau diluar observasi
(tidak terlibat) yang disebut sebagai Non Participant.
Etika dalam observasi :
·
Tidak mengganggu hal hal yang sifatnya
pribadi
Misal membahas tentang Kamasutra
---àakan
dibahas sebagai produk mitos saja atau penelitian ilmiah (harus disertai
teori). Jika melibatkan eksperimen pribadi, maka umumnya akan dikemas sebagai
otobiografi.
·
Menghindari intervensi yang berlebihan
Misal ingin mengetahui efek
kesetrum dengan melibatkan beberapa objek, atau uji coba dengan pemakaian obat
obatan.
·
Waktu penelitian harus diperhatikan
----àharus bisa menjaga jarak
agar tidak terjadi relasi berkelanjutan.
·
Tetap menjunjung nilai nilai kemanusiaan
(memegang kode etik)
Observasi yang dilakukan manusia
sehari hari dan observasi yang dilakukan ilmuwan berbeda dalam banyak
hal.Karena ketika mengamati sambil lalu kemungkinan terdapat faktor faktor yang
membiaskan hasil pengamatan serta umumnya hasil tersebut tidak dicatat atau
direkam secara formal. Sedangkan observasi ilmiah yang dilakukan ilmuwan “dilakukan
dalam kondisi yang ditetapkan secara tepat, dengan cara yang sistematis dan
objektif, serta pencatatan yang teliti”.
DAFTAR PUSTAKA
J. Shaughnessy, John (et.al.), Metodologi
Peneltian Psikologi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007 (edisi ke tujuh).
Mbaaak Wully...saya suka setiap tulisannya Mbak Wully...terus berbagi yaaa....cooool
BalasHapus